Merbabu Tidak Pernah Malu Menunujukkan Keelokan
Setelah cerita di gunug Kembang waktu itu, sekarang saya
ingin melanjutkan lagi cerita di perjalanan pendakian lainnya setelah dari
gunung Kembang. Sebenernya mah setelah dari gunung Kembang itu ada beberapa
pendakian lainnya tapi saya lupa dengan cerita perjalanannya gimana jadi ini
langsung aja ke cerita perjalanan gunung yang saya ingat yaitu ke Gunung
Merbabu. Iya di gunung Merbabu saya gak akan pernah melupakan keindahan sabana
di sana dan saya juga gak akan nolak kalo diajak ke sana lagi. oke langsung mulai aja cerita di gunung
merbabunya.
Bulan Mei 2019 adalah waktu perjalanan ke Gunung Merbabu. Kami
berangkat malam hari dengan 6 personil dari Semarang yang sebelumnya sudah
janjian dengan rombongan dari jogja yang waktu itu di perkirakaan 14 orang. Iya
bener ini adalah rombongan paling banyak di cerita pendakian saya. kami
rombongan dari semarang berangkat malam sekitar pukul 19.00 WIB dan sampai di
base camp pendakian sekitar pukul 21.00 WIB kalo gak salah sih. Sesampainya di
base camp ternyata rombongan dari Jogja sudah sampai terlebih dahulu. Setelah sampai
di sana kami istirahat sejenak sekadar melemaskan otot-otot punggung dan kaki
yang sempat kaku karna capek di perjalanan dengan bersepada motor “Padahal mah deket semarang ke Magelang, alasan
aja sih padahal mah ngantuk sebenernya. Saya emang gak tahan sama yang namanya
ngantuk, jadi sampai di base camp saya langsung tidur dan yang lain milih makan.”
Setelah istirahat sebentar, eh lama ding gak sebentar, kami pun memulai
pendakian pada pukul 01.00 WIB, yap betul tengah malam. Awalnya mah kami
berencana melakukan pendakian pukul 21.00 eh karena OTWnya kami dari Semarang yang terlalu molor jadi rencana pendakian
pun molor juga dan selain itu istirahat kami terlalu lama. Oke oke mulai aja di
pendakiannya. Dari base camp sampe pos
satu tuh jalurnya aspal panjang banget dan nanjak, which is saya paling gak suka dengan yang namanya tracking aspal
itu bikin kaki pegelnya makin makin kerasa selain itu kaki pun panas tapi
untungnya waktu itu saya gak bawa cariel jadi gak terlalu berat.
Dari base camp sampe pos satu atau sampe ke gerbang
pendakian kurang lebih memakn waktu sejam setengah karena kami ada 4 orang
cewek jadi agak lambat dikit, eh eh saya cewek loh dan 4 orang itu termasuk
saya. sampe di pos satu kami istirahat sejenak, sebenernya sih di tengah
perjalanan emang udah banyak istirahat sih jadinya agak lama, tapi selama
tracking aspal itu pemandangannya gila gak mengecewakan, dari jalur udah
kelihatan lampu lampu kota terlihat dengan jelas dan itu bagus banget, gak bisa
dijelasin dengan kata-kata lah pokoknya, kalo penasaran ayok kesana bareng,
hahah. Oh iya pendakian ke gunung merbabu kali ini lewat jalur Selo baru, ini
sih jalur yang emang udah banyak yang ngenal, eh tapi kebanyakan kenalnya sama
jalur selo lama sih tapi sebenernya sama aja Cuma beda di persimpangan pos ke
berapa saya gak tau lah. Oke oke udah bahas jalurnya. Kembali lagi ke
pendakian, setelah masuk ke gerbang pendakian kami selalu berhitung untuk
memastikan bahwa romobongan kami pas. Oh iya kami berangkat ada 19 orang yang
katanya kalo di gunung jika rombongan ganjil maka akan di genapi oleh satu
sosok dan itu gak terbukti di rombongan kami karena ketika berhitung kami
selalu pas 19 orang. Jadi itu mitos aja ya, kadang ada yang gitu sih tapi
sebenernya itu mah sugesti doang. Ketika kita mempunyai tujuan yang baik saat
pendakianInsyaallah gak akan terjadi
apapun di selama pendakian jadi positive
thingking aja kalo lagi mendaki gunung mana pun.
Medan dari pos satu menuju pos dua gak terlalu berat gak
terlalu menanjak dan vegetasi disana udah agak lebat dan waktu itu
pendakiannnya malam hari which is oksigennya
pun rebutan sama tanaman jadi saya sendiri yang sebenernya gak terlalu kuat
kalo tracking malam karena susah napas al hasil saya agak krengosan pas menuju
ke pos dua, tapi kami semua gak ngerasa capek karena emang medannya gak terlalu
berat dan kami juga sedikit bercanda selama di jalur. Masalah istirahat, ya
tentu saja kami banyak berhenti untuk istirahat dan selama istirahat itu saya
memanfaatkan waktu untuk tidur sebenar, saya emang kalo pendakiannya sifat
pelornya muncul, duduk bentar udah ketiduran. Perjalanan dari pos satu ke pos
dua kurang lebih memakan waktu satu jam. Kemudian dari pos dua ke pos tiga
vegetasi udah gak terlalu banyak pohon-pohon tingginya dan medannya juga masih
sama gak terlalu berat dan napas saya juga udah agak lega karena udah gak
banyak rebutan dengan pohon-pohon tinggi. Di pos dua menuju pos tiga ini rombongan
kami mulai terpencar karena melihat banyaknya rombongan dengan berbagai
kekuatan fisik yang berbeda kemudian
mengakibatkan rombongan kami terpencar, apalagi medan mendekati ke pos tiga itu
lumayan menanjak jadi banyak yang kecapekan dan istirahat tanpa menunggu yang
lainnya. Kami terpencar menjadi 4 romobongan. Rombongan pertama ada 4 orang
salah satunya saya, rombongan kedua ada 4 orang juga dan itu 3 cewek satu
cowok, rombongan ketigas ada 6 orang cowok semua dan rombongan ke 5 orang cewek
satu karena waktu itu yang cewek mengalami gejala hipo yang mengakibatkan harus
berhenti dan mendirikan tenda di sana dan itu posisinya belum sampe di pos
tiga. Oh iay yang rombongan pertama itu sampe di pos tiga menunggu yang lain
namun tidak kunjung datang yang mengakibakan kedinginan mulai kami rasakan,
kemudian dari arah bawa terdengar suara seperti ada yang memanggil-manggil nama
dari salah satu rombongan kami, kemudian kami pun turun dan ternayata benar itu
adalah suara dari salah satu rombongan kami. Kami pun langsung turun dan
langsung mendirikan tenda seadanya yang sebenernya itu juga gak berdiri dengan
sempurna tapi karena sudah terlalu dingin alhasil tend yang alakadarnya itu
kami masuki dan kami masak beberapa makanan yang kami bawa. Pagi pun datang dan
kami tidak sempat untuk tidur, kemudian kami menikmati sun rise di pos tiga
gunung Merbabu. Pemandangan dari pos tiga keindahan merbabu sudah mulai
terlihat dari pos tiga sebbuah bukit hijau dengan langit biru bersih. Sumpah gak
nyesel lah mendaki di merbabu, pemandangan merbabu yak pernah menipu. Dari pos
tiga kalo berjalan ke arah timur laut akan terlihat megahnya gunung merapi ,
sungguh indah lah pokoknya. Setelah menikmati sarapan dan pemandangan kami
menunggu sejanak rombongan lain. setelah rombongan lain sampai kami melanjutkan
lagi perjalanan ke pos 4 yaitu yang sering disebut juga dengan pos sabana satu,
medannya kali ini sudah mulai berat, kemiringan medan hampir 50 derajat dengan
kontur tanah bertangga. Ada beberapa orang dari rombongan kami yang mengalami
kesulitan kan kelelahan, ajdinya terjadi lagi pecahnya rombongan, dan saya
berjalan sendirian menuju pos empat. Setelah sampai di pos empat saya menunggu
yang lain dengan tiduran di bawah pohon dengan alas matras sendirian berasa kek
gelandangan gunung beneran. Tidak lama kemudian beberapa rombongan datang dan
saya langsung melanjutkan perjalanan menuju pos lima atau sering dsebut juga
dengan sabana dua.
Perjalanan dari pos empat ke pos lima tidak kalah indah
pemandangannya, beberapa kali kami berhenti untuk mengambil gambar. Medan dari
pos empat ke pos lima tidak terlalu menanjak dan bada medan menurun jadi tidak
membutuhkan waktu lama cukup 30 menit kami sampai di pos lima. Pemandangan dari
pos empat ke pos bener bener tidak mengecewakan. Saya sanagat amat menyarankan
kalian para pembaca ini untuk mencoba melakukan pendakian dengan jalur selo
karena bener-bener tidak semengecewakan itu. Tidak lama kemudian kami sampai
terlebih dahulu di pos lima. Kemudian kami kembali mengambl beberapa gambar di
pos lima sembari menunggu yang lain. kudian beberapa orang dari rombongan kami
pun akhirnya samapai, lalu kami memilih tempat yang strategis untuk mendirikan
tenda. Pada saat itu gak terlalu banyak pendaki yang melakukan pendakian jadi
di pos lima banyak tempat untuk mendirikan tenda. Sembari mendirikan tenda kami
membagi tugas ada yang mendirikan tenda dan ada yang memasak. Berhubung saya
tidak bisa memasak jadi saya memilih melihat mereka mendirikan tenda dan
memasak hehe. Setelah selesai semua kami pun makan dan istirahat yang
selanjutnya di pagi buta kami harus melanjutkan perjanan ke puncak yang saat
itu kami berangkat pukul 03.00 dini hari dengan medan yang semakin menanjak dan
dengan jalur yang di penuhi sabana kering jadi sudah tidak ada pohon-pohon. Perjalanan
memakan waktu 3 jam. Saya sampai di puncak jam 6 kurang sehingga sempat
menikmati keindahan sun rise di puncak kenteng songo gunung merbabu. Suhu yang
dingin membuat saya kurang fokus menikmati keindahan, sembari menikmati
keindahan gunung merbabu di puncak kami pun beberapa kali mengambil gambar
untuk sekadar dokumentasi dan stok foto buat ngisi feed di instagram dan story
di media sosial lainnya. Setelah puasmenikmati pemandangan di puncak kenteng
songo kami pun pindah ke puncak triangulasi yang saat itu agak sepi sehingga
akan lebih puas menimati pemandangan gunung merbabu. Dan benar di puncak
triangulasi tampak lebih indah pemandangannya dengan background gunung merpai
yang menampakkan kegagahannya selain itu juga terlihat keindahan sabana-sabana
di gunung merbabu yang kala itu menampakan kehijaunnya.
Setelah puas menikmati pemandanngan di puncak kami pun turun
ke camp untuk makan dan setelah itu turun ke base camp. Seperti biasa rombongan
terpecah menjadi beberapa pecahan dan saya berada di posisi depan bersama
dengan kawan saya. ketika di perjalanan pulang saat itu kondisinya agak gerimis
dan tidak lama pelangi pun menampakkan warnanya dengan samar-samar namun nampak
indah dengan menikmatinya d atas ketinggian. Waktu tempuh ketika mendaki dan
ketika turun beda. Dari base camp sampe pos tiga kurang lebih memakn waktu
kurang lebih 4 jam setengah dan dari pos tiga ke pos lima kurang lebih 2 jam
dan itu udah d itung dengan istirahatnya kalo gak pake istirahat kurang lebih
tiga jam setengah perjalanan. Dan ketika turun selisih waktunya hampir setengah
dai perjalanan naik.
Nah itu dari sepnggal cerita mengenai pengalaman pendakian
ke gunung merbabu. Sebenernya kalo mau di bahas lebih dalam banyak keseruan
yang kami lewati namun saya terlalu malas menjelaskannya hehe, jadi
bagian-bagian inti saja yang saya ceritakan. Itu dulu lah cerita pendakian kali
ini, nanti akan di lanjutkan dengan cerita pendakian yang lainnya. Maaf apabila
ceritanyanya gak runtut atau gak koheren sejujurnya saya belum terlalu lancar
dalam menyusun kalimat dengan bahasa santai karena saya terlalu sering nulis
artikel dengan bahasa baku sehingga kurang luwes dalam penyamapaian cerita. Amklumi
saja sebenernya saya juga heran kenapa saya masuk jurusan bahasa sedangkan
ngomong saja saya gagap. Sudah sudah bai baiiii
Komentar
Posting Komentar