Takkan Terganti
Aku adalah seseorang yang kehilangan tujuan untuk
hidup. Aku sadar bahwa kita menjalini hidup harus mempuyai tujuan yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Awalnya aku memang mempunyai
tujuan hidup yang menurutku itu adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan
akupun berharap untuk mencapainya. Awal mula aku mempunyai mimpi untuk hidup bersama dengan
kekasihku sebut saja Doni. Dia meninggalkanku selama-lamanya. Aku begitu
mencintai kekasihku itu sehingga aku tidak akan sanggup apabila aku kehilangan
dia.
Kisahnya
berawal dari waktu aku dan Doni masih duduk di SMP. Awalnya aku dan Doni
hanyalah teman biasa, waktu kelulusan aku dan Doni terpaksa harus tidak satu
sekolah lagi dikarenakan Doni harus pindah ke Bali ikut orang tuanya yang
dipindah tempat kerjanya. Waktu itu aku merasa sangat kehilangan dia begitu
juga dengan Doni, ternyata Doni juga merasa sangat kehilanganku. Tapi awalnya
aku hanya berfikir kalau raa kehilangan ini hanyalah sebatas kehilangan teman
maupun sahabat. Tapi lama kelamaan rasa itu seperti tidak hanya sebatas teman
saja.
Dua tahun berlalu, aku dan Doni tidak pernah
berkomunikasi sama sekali. Tiba-tiba ada satu email masuk dan ternyata email
itu dari Doni yang berisi.
“Hai Bella, bagaimana kabarmu. Aku kangan nih
pengen ngobrol, main sama bercanda barenga kamu lagi. Ah tapi mungkin kamu gak
kangen sama aku, kamu kan sekarang udah punya teman yang jauh lebih baik dari
aku. Tapi jujur aku kangen sama kamu. Oh ya satu tahun lagi kan kita lulus SMA
nih, nanti aku mau daftar perguruan tinggi di Bandung saja ya, tapi kamu nanti
jangan daftar di perguruan di luar Bandung loh, buat apa kalau aku ke Bandung
tapi kamu ke luar kota. Sampai ketemu nanti ya bell. Salam rindu dari Doni”
Saat aku membaca email tersebut aku sedikit kaget,
ternyata Doni juga kengen sama aku, tapi aku gak mau berfikir lebih, mungkin
Doni kangen sama aku karena hanya sebatas teman saja dan tidak lebih.
“Atau aku saja ya yang mempuyai perasaan lebih pada
Doni dan Doni hanya menganggapku hanya sebatas teman saja?” pikirku dalam
lamunan malam itu.
Tanpa ku sadari ternyata mata ini sudah terpejam dengan
lelap. Tidurku hanya ditemani oleh guling dan satu boneka beruang yang
diberikan Doni. Waktu itu hari Valentine dimana pada hari itu aku dan Doni
bertukar kado. Aku mengado doni sebuah Headphone, karena aku tahu Doni suka
mendengarkan musik dan doni mengadoku sebuah boneka beruang yang aku suka. Aku
dan Doni memang sering main bareng sehingga kami tau kesukaan satu sama lain.
Hari-hariku saat di SMA seperti anak SMA yang lain.
Disekolah juga ada beberapa cowok yang mendekatiku bahkan ada yang sampai
mengungkapkan perasaanya kepada ku. tetapi aku tidak menerimanya karena waktu
itu aku gak kepikiran untuk pacaran dulu. Tetapi ada salah satu cowok, dia
adalah teman satu angkatan denganku. Dia memang sudah suka sama aku sejak kelas
satu SMA, awalnya dia malu-malu untuk mengungkapkan perasaanya padaku tapi pada
waktu kelas dua SMA dia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanya,
akupun menerimananya dikarenakan dia mirip sekali dengan Doni dari sikapnya
sama sifatnya sama wajahnya juga mirip dengan Doni, tetapi hubungan tersebut
tidak berjalan lama hanya beberapa bulan saja, karena selama berpacaran aku
menggaap kalau dia itu Doni, jadi aku menyukai dia bukan karena aku menyukai
dirinya tapi karena dia mirip dengan Doni, jadi sebenanrnya aku suka Doni bukan
dia. Akhirnya aku memutuskan dia, aku gak mau kalau dia aku jadikan pelampiasan
saja, karena dia juga manusia mempunyai perasaan dan ingin dicintai karena
dirinya sendiri bukan karena orang lain.
Di Bali sana aku gak tau apa saja yang dilakukan
Doni, karena sejak lulus SMP Doni tidak pernah aktif lagi ke dunia maya,
mungkin disana Doni sedang fokus dalam belajar. Aku juga gak tahu apakah disana
Doni menyukai perempuan lain disana.
Hari ini adalah hari kelulusan SMA, saat itu aku
takut kalau nilaiku akan hancur, karena untuk masuk ke perguruaun tinggi negeri
yang aku dan Doni sepakati itu syaratnya harus nilai ujian akhir yang tinggi.
Saat aku membuka amplop pengumuman, mulutku tidak
berhenti memnjatkan doa, entah apa doa yang aku baca, yang penting doa. Didalam
amplop tersebut tertulis “LULUS” dan di bawah kata lulus itu ada nilai setiap
mata peljaran yang di ujikan, dan ternyata nilai ku cukup memuaskan. Aku langsung
mengirimi email ke Doni.
“Hai Don, bagaimana ujian nasional kamu,
apakah kamu lulus? Nilaimu bagaimana?. kalau aku Lulus dan nilainya juga cukup memuaskan,
paslah kalau buat daftar perguruan tinggi itu.”
Tidak lama kemuadian Doni langsung membalas emailku
tersebut.
“aku juga lulus dan nilaiku juga sangat
memuaskan. Oke nanti kita ketemu di kampus itu ya.”
Setelah itu
aku gak membalas email dari Doni. Pendaftaran perguruan tinggi mengunakan
sistem online jadi Doni tidak perlu repot-repot buat datang Bandung cukup lewat
internet saja daftarnya.
Pengumuman kelulusan satu bulan kemudian, aku
membuka pengumuman dengan tidak sabar pingin cepat-cepat mengetahui hasilnya.
Dan saat dibuka ternyata aku tidak lolos. Tidak lama kemudian ada email masuk
dari Doni.
“bagaimana hasilnya? Apakah kamu lolos?,
kalau aku lolos pilihan pertama”
Aku langsung membalas email tersebut.
“Aku gak lolos ;(“
“gak apa-apa gak usah sedih, kan
masih ada jalur tes”
“iya deh nanti aku ciba jalur
tesnya”
“Semangat ya kamu Bella”
Mulai dari sekarang aku fokus mempelajari materi
untuk ujian ku masuk perguruan tinggi nanti, supaya aku bisa satu kampus dengan
Doni. Tiap hari aku habiskan waktu untuk belajar, mulai dari mempelajari materi
sampai berlatih soal-soal.
Hari tes sudah tiba, hari ini tempat tesku di SMP ku
dulu dengan Doni, hal ini manambah semangatku untuk lebih serius dalam
mengerjakan soal. Ujian selesai sekitar tiga jam kemudian, dan hasil pengumuman
keluar dua minggu lagi. Tiba-tiba ponselku berbunyi *plung plung* ternyata itu
sms dari nomor tidsk aku kenali.
“tadi
bagaimana tesnya?”isi pesan itu.
“maaf ini siapa ya?” jawabku
“ini aku Doni,
bagaimana tadi tesnya aku penasaran.”
“Oh
Doni toh, bagaimana kamu dapat nomor teleponku?”
“Doni
gituloh, apa sih yang tidak bisa Doni dapatkan, hehehe. Tadi bagaimana tesnya
ayolah jawab penasaran nih.”
“Sejauh
ini sih aku bisa mengerjakan tesnya”
“Semoga
saja kamu diterima ya”
“Iya”
Dua minggu kemudian hasil tes masuk Perguruan Tinggi
telah keluar. Hasil tesnya bisa dilihat pada malam hari secara online. Aku
dengan tidak sabar membuka pengumumannya. Saat aku membuka, aku terkejut
ternyata aku diterima dipilihan kedua. Gak apa-apalah pilihan kedua yang
penting aku bisa satu kampus dengan Doni. Waktu itu aku tidak langsung
memberitahukan hasilnya kepada Doni, bukannya aku sengaja tidak memberitahukan
Doni tapi waktu itu aku terlampau senang hingga aku tertidur dan tidak sempat
memberitahukan kepada Doni.
Paginya Doni langsung menelpon ku.
“Pagi Bella. Bagaimana hasil tesnya, kamu kok gak
ngasih tahu aku sih?” Doni bicara lewat telepon dengan nada sedikit marah.
“Maaf Don, bukannya aku gak mau ngasih tahu kamu,
tapi pengumumannya keluar tadi malam dan sangjin senangnya aku langsung
tertidur dan tidak sempat menghubungimu.”
“Yaaudah deh ga apa-apa, tapi bagaimana hasilnya.”
“Aku lolos”
“yang bener, Syukur deh kalau begitu”
Begitu selesai berbicara aku langsung mematikan
telepon.
Tidak disangka-sangka ternyata hari ini adalah hari
pertama aku dan Doni masuk kuliah, kami memang satu kampus tapi kami beda
fakultas, aku di fakultas ekonomi dan Doni di fakultas tenik. Perbedaan
fakultas itulah yang membuat aku dan Doni jarang untuk bertemu, kami hanya
sempat bertemu waktu pertama kali kami datang
ke kampus yaitu waktu ospek, itu juga kami hanya saling menyapa saja,
karena waktu itu kami mempunyai kesibukan yang berbeda.
Satu semester telah selesai, selama satu semester
itu kami tidak pernah berkomunikasi. Aku tidak berani untuk memulai terlebih
dahulu, aku takut kalau nanti malah akan mengganggu kuliah Doni, jadi selama
satu semester aku dan Doni tidak saling berkomunikasi entah itu lewat SMS,
telepon, ataupun Email.
Waktu itu perkuliahan telah usai, semua mahasiswa
keluar kampus begitu juga denganku. Saat aku baru keluar ke gerbang aku seperti
melihat Doni, tapi aku gak terlalu yakin apakah itu doni atau hanya
halusinasiku saja, akupun berhenti untuk memperhatikan orang tersebut. Kemudian
orang itu mendekatiku semakin dekat, semakin dekat, dan aku yakin kalau itu
adalah Doni, dan tiba-tiba Doni memelukku di tengah kerumunan mahasiswa yang
berjalan. Aku kaget dan aku gak tahu apa yang harusku lakukan, apakah aku
mebalas pelukan Doni apa aku harus melepaskan pelukan Doni dariku. Aku gak tau
apa yang harus aku lakukan, disisi lain aku ingin membalas pelukan Doni tapi
disisi lain aku juga malu banyak orang yang memperhatikan ku.
Tidak lama Doni melepaskan pelukannya
“Bella, aku kangen kamu, apakah kamu gak kangen sama
aku?”
“Haahhhh....... a..aku juga kangen sama kamu, tapi
gak sampai harus meluk aku ditengah banyak orang juga, aku kan malu” aku
menjawabnya dengan menutupi muka ku dengan buku yang ku pegang.
“Kenapa kamu gak menghubungiku selama ini?”
“Aku takut mengganggu kuliah mu”
“Kamu gak ganggu aku sama sekali, aku malah menunggu
kabar dari kamu.”
“Lalu kenapa kamu gak menghubungi aku duluan?”
“Aku pikir kamu sudah punya pacar jadi aku gak
berani menghubungi kamu, takut nanti pacarmu marah, tapi setelah lama aku
mencari tahu tentang kamu dan ternyata kamu belum punya pacar aku datang kesini
untuk bertemu dengan kamu langsung. Ada seseuatu yang harus aku kasih tahu
kekamu.”
“Apaan itu?”
“Sebenernya sudah lama sejak SMP aku suka sama kamu
tapi aku gak berani mengungkapkannya kepadamu, dan kamu tahu mengapa aku mau
jauh-jauh kuliah di Bandung padahal orang tuaku aja ada di Bali, itu semua
karena aku ingin bersama kamu terus, dan aku sedih waktu itu harus pindah ke
Bali.”
“Sebenernya aku juga suka sama kamu, betapa keras
perjuanganku untuk bisa satu sekolah denganmu”
Kami pun berpelukan lagi, kali ini aku gak peduli
sama orang-orang disekeliling yang memperhatikan kami, aku hanya peduli kalau
sekarang aku bisa bersama lagi dengan Doni.
Kami menjalin hubungan seperti kebanyakan orang
lainnya yang menjalin hubungan. Hubungan kami sudah berjalan kurang lebih dua
tahun. Hingga pada suatu waktu Doni mengilang tanpa sebab, aku tidak tahu mengapa
doni menghilang begitu saja tanpa memberi tahu aku terlebih dahulu. Aku pikir
waktu itu Doni sedang ada tugas kuliah yang membuatnya tidek sempat untuk
memberitahu kabarnya.
Saat aku pulang kuliah, waktu itu tubuhku sedang tidak
begitu enak, dan akupun pingsan di depan kampus. Waktu aku sadar aku sudah
berada di sebuah ruangan, aku tidak tahu rungan apakah ini, tapi kemudian
muncul seorang pria, wajahnya tidak asing, aku sering melihatya jalan bareng
Doni.
“Hai, kamu sudah sadar?” sapa pria itu.
“Siapa kamu, dan dimana aku?”
“Kita sekarang ada di rumahku, oh iya perkenalkan
aku Arya, aku yang telah membawa kamu kesini, aku gak tahu rumahmu jadi aku
bawa aja kesini.”
Aku langsung bergegas bangun dan rapi-rapi untuk
meninggalkan rumah itu
“Mau kemana kamu? Istirahat dulu, tubuhmu masih
lemas, nanati kalau kamu pingsan dijalan gimana, tenang aku orang baik-baik kok
jadi gak bakal macem-macem” cegah pria itu.
Aku pun melanjutkan tidurku, dan sebenarnya juga
kepalaku masih sedikit sakit. Setelah kepalaku sudah tidak terlalu sakit aku
langsung pulan diantar Arya.
Semakin kesini aku sering bertemu Arya dan ngobrol
bareng Arya. Lama kelamaan aku semakin dekat dengan Arya, tiap pulang kuliah
aku selalu dijemput Arya. Semenjak Arya datang kehidupanku aku sedikit lupa
dengan masalahku dan Doni.
Pada suatu hari aku pergi kerumah sakit untuk donor
darah. Aku memang sudah langganan untuk donor darah setiap satu bulan sekali.
Pada saat itu aku melihat Arya di rumah sakit, aku tidak tahu apa yang ia
lakukan di rumah sakit. Aku mengikuti Arya diam-diam, hingg Arya masuk kesebuah
ruangan, saat aku mengintip rungan itu ternyata didalam ada Doni sedang terbaring
lemah diatas ranjang, banyak selang di sekitar tubuh Doni, aku kaget melihat
kondisi Doni seperti itu, dan aku tidak sengaja mendengarkan perbicaraan mereka
berdua. Aku gak percaya kalau selama ini Arya mendekati ku karena disuruh Doni
supaya aku tidak perlu memikirkan Doni. Tanpa berpikir panjang aku langsung
masuk kedalam. Saat itu Arya dan Doni kaget saat mereka tahu aku sudah
mendengar pembicarran mereka dari tadi.
“Jadi selama ini kamu.” Aku mulai menangis
“Ini tidak seperti yang kamu pikirkan Bella.” Jawab
Arya.
Doni pun menjelaskan semuanya padaku, tentang
penyakitknya dan tentang Arya yang sengaja mendekatiku. Akupun mulai menegrti
perasaan Doni, dan saat itu aku selalu menemani Doni. Setiap pulang kuliah aku
datang kerumah sakit untuk sekedar memberi semangat untuk Doni bahwa dia bisa
sembuh.
Doni mengidap penyakit kanker otak sejak dua tahun
yang lalu, tapi doni baru mengetahuinya beberapa bulan belakang, dan ternyata
kanker itu sudah mencapai stadiun akhir. Waktu yang diperkirakan doketer hanya
mencapai satu bulan saja. tapi Doni bertahan dua bulan. Hal tersebut karena
semenjak aku tahu kondisi Doni aku sering datang ke rumah sakit Doni lebih
bersemangat untuk menjalani pengobatan tapi takdir berkata lain, doni
meninggal, saat itu aku tidak berada disana dikarenakan sedang ujian semester.
Setelah ujian semester selesai aku langsung kerumah sakit dan ternyata di rumah
sakit semua orang menangis aku bingung dan takut. Aku langsung mendekati Doni
dan ternyata betul yang aku takutkan terjadi Doni meninggal saat aku tidak
disana, aku menangis terseduh-seduh tanpa henti.
Waktu pemakaman aku tidak menghadirinya, aku menangis
dikamar menyesali semuanya, menyesali bahawa selama ini aku tidak tahu kalau
Doni sebegitu mendrita, menyesali saat waktu terkahir Doni aku tidak disisinya,
menyelasi semuanya.
Saat itu aku tidak mempunyai tujuan untuk hidup,
karena selema ini aku berpikir kalau nanti aku bisa menikah dengan Doni dan
menjalin rumah tangga yang harmonis. Namun sekarang impia itu telah hilang,
hilang terkubur brsama jasad Doni.
Kenapa Mesti Mendaftar Di V9Poker ?
BalasHapuskarna di V9Poker sedang ada Bonus SUPER GILA!
-Bonus Deposit New Member 150,000
-Bonus Next Deposit 10%
-Bonus Referral 20%
Dan yang tak ketinggalan V9Poker menerima deposit via pulsa loh!
V9Poker Menerima Deposit Via GO-PAY
BBM : D8A8E2BC
wa : 0823 6701 2535
LINE : V9POKER
Link alternatif :
Bit.ly/v9poker9
Bit.ly/v9poker8